MUSEUM Geologi terletak di Jalan Diponegoro 57 Bandung. Diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Mei 1929. Museum ini merupakan satu-satunya museum geologi di Asia Tenggara. Koleksi yang dimiliki sebagian besar berasal dari luar negeri, yang antara lain berupa batuan, mineral, fosil, foto, bagan, peta. Kini fungsi museum dititik-beratkan bagi pengembangan pendidikan dan penelitian, di samping pariwisata.
Bangunan museum ini dibagi menjadi tujuh ruang. Ruang yang akan diceritakan di sini adalah Ruang Geologi Sejarah, yang menyajikan riwayat atau sejarah bumi yang didasarkan atas sisa-sisa kehidupan purba yaitu fosil. Sejarah bumi terbagi menjadi Masa Arkeozoikum, Masa Paleozoikum; Masa Mesozoikum, dan Masa Kenozoikum.
Masa Arkeozoikum
Masa Arkeozoikum dapat diartikan sebagai masa tanpa kehidupan. Pada mulanya bumi masih membara dan sekitar satu milyard tahun yang lalu bumi mulai membentuk kerak, karena suhunya semakin menurun. Gas yang terlepas dari bumi, antara lain metan, amoniak, hidrogen, dan uap air. Kemudian terjadi pengembunan yang mengakibatkan adanya hujan hingga kini, sehingga terbentuk lautan dan danau. Setelah itu udara yang menyelimuti bumi semakin sempurna, sehingga dapat melindungi bumi dari benturan-benturan benda angkasa. Dari masa ini dipamerkan contoh batu meteorit dan batuan kerak bumi.
Masa Paleozoikum
Masa Paleozoikum dimulai sejak 570 juta tahun yang lalu dan berlangsung selama 345 juta tahun. Paleozoikum dapat diartikan masa tua sejarah bumi, yang masih dibagi lagi menjadi 6 zaman, yaitu: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perem.
Masa Mesozoikum
Masa Mesozoikum merupakan masa pertengahan sejarah geologi, berlangsung selama 160 juta tahun, mulai 225 sampai 65 juta tahun lalu. Masa ini ditandai dengan hadirnya binatang reptil (darat, laut, udara) yang merajai permukaan bumi. Di Indonesia tidak ditemukan fosil datanya, diperkirakan reptil darat sudah punah sebelum daratan nusantara terbentuk. Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
(1) Zaman Trias berlangsung sejak 225 sampai 190 juta tahun lalu. Nama Trias berasal dari Jerman dan mempunyai arti tiga (lapisan endapan). Zaman ini adalah yang paling kering dan tidak subur, ditandai dengan jarangnya fosil hewan maupun tumbuhan. Fosil yang ditampilkan berasal dari Timor yaitu Amonit (Moluska dari kelas Sefalopoda) antara lain: Joanites sp., Hypocladicites sp, Jovites sp., Indonesites sp.; serta beberapa fosil dari Jerman yang di antaranya bergaris tengah 50 cm dan tebalnya 20 cm.
(2) Zaman Jura berlangsung sejak 190 sampai 136 juta tahun silam. Nama ini diambil dari nama pegunungan di perbatasan Swiss dan Perancis. Fosil yang diperagakan yaitu Amonit dan Belemnit berasal dari Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Maluku Tenggara (P. Bubar), Maluku Utara (P. Buru dan P. Taliabu). Juga memperagakan fosil Ichthyosaurus sp. (jenis dinosaurus laut), Pterodactylus sp. (jenis dinosaurus terbang), Archaeopterix sp. (nenek moyang burung), yang diperoleh dari Jerman.
(3) Zaman Kapur berlangsung sejak 136 sampai 65 juta tahun silam. Nama Kapur diambil dari kata latin 'creta' yang berarti kapur, yang diberikan pada singkapan bagus tebing putih di Dover - Inggris (1822) dan singkapan sama di Eropa. Dari zaman ini diperagakan fosil yang populer yaitu: Orbitulina sp. (hewan laut bersel satu), Pecten sp. (kerang), dll. Zaman Kapur merupakan zaman kepunahan binatang jenis Dinosaurus.
Masa Kenozoikum
Masa Kenozoikum disebut juga Masa Neozoikum yang diartikan masa baru dalam sejarah geologi bumi. Masa ini berlangsung sejak 65 juta tahun silam hingga sekarang. Masa Kenozoikum dibagi menjadi dua zaman yaitu: Tersier dan Kuarter.
(1) Zaman Tersier berlangsung sejak 65 hingga 1,8 juta tahun lalu. Zaman ini dapat dibagi menjadi lima kala yaitu: Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, Pliosen.
(a) Kala Paleosen, yaitu kala purba (palaios) yang tidak memiliki jenis bintang yang hidup sekarang (cene = kainos), yang berlangsung sejak 65 hingga 54 juta tahun silam. Fosil yang diperagakan yaitu Phaladomya sp. (kerang) dari Belgia.
(b) Kala Eosen, yang berarti sangat sedikit, jenis fosil yang ditemukan sangat sedikit dibanding dengan jenis hewan sekarang. Kala ini berlangsung sejak 54 hingga 38 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: ikan air tawar (Osphronemus goramy LACROIX) dari Sumatera Barat (Sipang, Sawahlunto), kerang (Ostrea jogjakartaensis MARTIN) dan siput (Turiculla plagiaria MARTIN) dari Yogyakarta (Nanggulan, Kulonprogo), dan hewan laut bersel satu (Discocyclina omphalus FRICH) dari Jawa Tengah (Gunung Jiwo, Klaten).
(c) Kala Oligosen, yang berarti hanya sedikit (oligos) kesamaannya dengan hean sekarang. Kala ini berlangsung sejak 38 hingga 26 juta tahun lalu. Fosil yang ditampilkan yaitu: daun marga kamper (Cinnamomum sp.) dari Austria, kayu Sequoia sp. dan kepiting (Canser sp.) dari Jerman.
(d) Kala Miosen, yang berarti jumlah hewan laut masih kurang (meion) dibanding yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 26 hingga 5 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: foraminifera besar Lepidocyclina sp. (hewan laut satu sel) dari batu gamping Pandeglang, kerang Arca sp. (jenis yang kini dimakan), dan kayu marga ramin Gonystylus sp. dari berbagai daerah.
(e) Kala Pliosen, yang berarti mempunyai kesamaan lebih (pleion) dari 50% dari yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 5 hingga 1,8 juta tahun silam. Fosil yang ditemukan adalah: bunga karang Fungia sp. dan Favia sp., gigi ikan hiu Isurus sp. pada bekas laut purba; kura-kura tawar Tronix sp. pada bekas sungai atau danau purba; gajah purba Matadon sp. (dari Bumiayu) yang merajai nusantara sewaktu masih menyatu.
(2) Zaman Kuarter, merupakan zaman terakhir dari sejarah geologi bumi yang berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu hingga sekarang. Pada zaman ini semua bentuk kehidupan di bumi (darat, laut, udara) berkembang, bahkan manusia juga telah hadir. Zaman ini dibagi menjadi dua kala yaitu: Plistosen dan Holosen.
(a) Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan sama dengan yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8 hingga 0,01 juta tahun lalu. Fosil kala ini paling banyak diperagakan, yang antara lain: fosil gajah (Stegodon trigonocephalus MARTIN), kerbau (Bulbalus palaeokerabau FALCONER) dari Bumiayu (Banyumas); banteng (Bibos sp.) dari Rembang dan harimau (Felis sp.) dari Watualang (Ngawi) yang berbentuk fragmen; serta fosil manusia purba Homo erectus dari Sangiran (Solo).
(b) Kala Holosen atau Resen, yaitu kala manusia merajai dunia, yang baru mulai 0,01 juta (10 ribu) tahun silam. Dari kala ini diperagakan sejarah budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai Zaman Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan, Jawa Timur) dan Dago (Bandung, Jawa Barat).
Bangunan museum ini dibagi menjadi tujuh ruang. Ruang yang akan diceritakan di sini adalah Ruang Geologi Sejarah, yang menyajikan riwayat atau sejarah bumi yang didasarkan atas sisa-sisa kehidupan purba yaitu fosil. Sejarah bumi terbagi menjadi Masa Arkeozoikum, Masa Paleozoikum; Masa Mesozoikum, dan Masa Kenozoikum.
Manusia Purba |
Masa Arkeozoikum
Masa Arkeozoikum dapat diartikan sebagai masa tanpa kehidupan. Pada mulanya bumi masih membara dan sekitar satu milyard tahun yang lalu bumi mulai membentuk kerak, karena suhunya semakin menurun. Gas yang terlepas dari bumi, antara lain metan, amoniak, hidrogen, dan uap air. Kemudian terjadi pengembunan yang mengakibatkan adanya hujan hingga kini, sehingga terbentuk lautan dan danau. Setelah itu udara yang menyelimuti bumi semakin sempurna, sehingga dapat melindungi bumi dari benturan-benturan benda angkasa. Dari masa ini dipamerkan contoh batu meteorit dan batuan kerak bumi.
Masa Paleozoikum
Masa Paleozoikum dimulai sejak 570 juta tahun yang lalu dan berlangsung selama 345 juta tahun. Paleozoikum dapat diartikan masa tua sejarah bumi, yang masih dibagi lagi menjadi 6 zaman, yaitu: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perem.
Masa Mesozoikum
Masa Mesozoikum merupakan masa pertengahan sejarah geologi, berlangsung selama 160 juta tahun, mulai 225 sampai 65 juta tahun lalu. Masa ini ditandai dengan hadirnya binatang reptil (darat, laut, udara) yang merajai permukaan bumi. Di Indonesia tidak ditemukan fosil datanya, diperkirakan reptil darat sudah punah sebelum daratan nusantara terbentuk. Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
(1) Zaman Trias berlangsung sejak 225 sampai 190 juta tahun lalu. Nama Trias berasal dari Jerman dan mempunyai arti tiga (lapisan endapan). Zaman ini adalah yang paling kering dan tidak subur, ditandai dengan jarangnya fosil hewan maupun tumbuhan. Fosil yang ditampilkan berasal dari Timor yaitu Amonit (Moluska dari kelas Sefalopoda) antara lain: Joanites sp., Hypocladicites sp, Jovites sp., Indonesites sp.; serta beberapa fosil dari Jerman yang di antaranya bergaris tengah 50 cm dan tebalnya 20 cm.
(2) Zaman Jura berlangsung sejak 190 sampai 136 juta tahun silam. Nama ini diambil dari nama pegunungan di perbatasan Swiss dan Perancis. Fosil yang diperagakan yaitu Amonit dan Belemnit berasal dari Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Maluku Tenggara (P. Bubar), Maluku Utara (P. Buru dan P. Taliabu). Juga memperagakan fosil Ichthyosaurus sp. (jenis dinosaurus laut), Pterodactylus sp. (jenis dinosaurus terbang), Archaeopterix sp. (nenek moyang burung), yang diperoleh dari Jerman.
(3) Zaman Kapur berlangsung sejak 136 sampai 65 juta tahun silam. Nama Kapur diambil dari kata latin 'creta' yang berarti kapur, yang diberikan pada singkapan bagus tebing putih di Dover - Inggris (1822) dan singkapan sama di Eropa. Dari zaman ini diperagakan fosil yang populer yaitu: Orbitulina sp. (hewan laut bersel satu), Pecten sp. (kerang), dll. Zaman Kapur merupakan zaman kepunahan binatang jenis Dinosaurus.
Skala Waktu Geologi |
Masa Kenozoikum
Masa Kenozoikum disebut juga Masa Neozoikum yang diartikan masa baru dalam sejarah geologi bumi. Masa ini berlangsung sejak 65 juta tahun silam hingga sekarang. Masa Kenozoikum dibagi menjadi dua zaman yaitu: Tersier dan Kuarter.
(1) Zaman Tersier berlangsung sejak 65 hingga 1,8 juta tahun lalu. Zaman ini dapat dibagi menjadi lima kala yaitu: Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, Pliosen.
(a) Kala Paleosen, yaitu kala purba (palaios) yang tidak memiliki jenis bintang yang hidup sekarang (cene = kainos), yang berlangsung sejak 65 hingga 54 juta tahun silam. Fosil yang diperagakan yaitu Phaladomya sp. (kerang) dari Belgia.
(b) Kala Eosen, yang berarti sangat sedikit, jenis fosil yang ditemukan sangat sedikit dibanding dengan jenis hewan sekarang. Kala ini berlangsung sejak 54 hingga 38 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: ikan air tawar (Osphronemus goramy LACROIX) dari Sumatera Barat (Sipang, Sawahlunto), kerang (Ostrea jogjakartaensis MARTIN) dan siput (Turiculla plagiaria MARTIN) dari Yogyakarta (Nanggulan, Kulonprogo), dan hewan laut bersel satu (Discocyclina omphalus FRICH) dari Jawa Tengah (Gunung Jiwo, Klaten).
(c) Kala Oligosen, yang berarti hanya sedikit (oligos) kesamaannya dengan hean sekarang. Kala ini berlangsung sejak 38 hingga 26 juta tahun lalu. Fosil yang ditampilkan yaitu: daun marga kamper (Cinnamomum sp.) dari Austria, kayu Sequoia sp. dan kepiting (Canser sp.) dari Jerman.
(d) Kala Miosen, yang berarti jumlah hewan laut masih kurang (meion) dibanding yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 26 hingga 5 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: foraminifera besar Lepidocyclina sp. (hewan laut satu sel) dari batu gamping Pandeglang, kerang Arca sp. (jenis yang kini dimakan), dan kayu marga ramin Gonystylus sp. dari berbagai daerah.
(e) Kala Pliosen, yang berarti mempunyai kesamaan lebih (pleion) dari 50% dari yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 5 hingga 1,8 juta tahun silam. Fosil yang ditemukan adalah: bunga karang Fungia sp. dan Favia sp., gigi ikan hiu Isurus sp. pada bekas laut purba; kura-kura tawar Tronix sp. pada bekas sungai atau danau purba; gajah purba Matadon sp. (dari Bumiayu) yang merajai nusantara sewaktu masih menyatu.
(2) Zaman Kuarter, merupakan zaman terakhir dari sejarah geologi bumi yang berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu hingga sekarang. Pada zaman ini semua bentuk kehidupan di bumi (darat, laut, udara) berkembang, bahkan manusia juga telah hadir. Zaman ini dibagi menjadi dua kala yaitu: Plistosen dan Holosen.
(a) Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan sama dengan yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8 hingga 0,01 juta tahun lalu. Fosil kala ini paling banyak diperagakan, yang antara lain: fosil gajah (Stegodon trigonocephalus MARTIN), kerbau (Bulbalus palaeokerabau FALCONER) dari Bumiayu (Banyumas); banteng (Bibos sp.) dari Rembang dan harimau (Felis sp.) dari Watualang (Ngawi) yang berbentuk fragmen; serta fosil manusia purba Homo erectus dari Sangiran (Solo).
(b) Kala Holosen atau Resen, yaitu kala manusia merajai dunia, yang baru mulai 0,01 juta (10 ribu) tahun silam. Dari kala ini diperagakan sejarah budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai Zaman Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan, Jawa Timur) dan Dago (Bandung, Jawa Barat).
0 comments:
Post a Comment